Kamis, 01 Januari 2009

Sungai Barito

Barito adalah wilayah di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Barito, khususnya yang termasuk wilayah provinsi Kalimantan Tengah. Daerah ini dahulu pada masa pemerintahan Hindia Belanda merupakan Onder Afdeeling Barito yang beribukota di Muara Teweh (sekarang ibukota Barito Utara). Bekas Onder Afdeeling Barito (bagian dari Afdeeling Kapuas Barito) sekarang sudah berkembang menjadi 4 kabupaten yaitu Barito Selatan, Barito Utara, Barito Timur dan Murung Raya. Wilayah ini sekarang sedang berjuang untuk membentuk provinsi Barito Raya, dimana gerakan ini berakar dari pemikiran para penduduk di sepanjang DAS Barito dalam bidang sosial politik, untuk meminta perhatian yang lebih serta untuk mendapatkan pembagian yang lebih berimbang dan pemberian akses-akses ekonomi atas kekayaan sumber daya alam yang dimiliki oleh daerah-daerah yang berada di sepanjang DAS Barito.

Wilayah Barito ini dalam Kitab Negarakertagama disebutkan sebagai salah satu daerah taklukan kerajaan Majapahit yang berada di pulau Tanjung Negara. Pada masa Kerajaan Banjar wilayah ini termasuk dalam daerah pengaruh kekuasaannya.

Bagian hilir dan muara dari DAS Barito adalah wilayah kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Barito Kuala merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Banjar. Pada masa Hindia Belanda wilayah kabupaten Barito Kuala termasuk Afdeeling Bandjarmasin.

Pada umumnya penduduk yang tinggal di sepanjang sungai Barito adalah dari etnik kategori Barito Isolec atau suku dayak dengan penuturan bahasa Barito seperti Dayak Bakumpai, Dayak Murung, Dayak Siang, Dayak Maanyan, Dayak Bawoo.

Sesudah Perang Banjar berakhir, terjadi perang besar yang lebih dikenal dengan Perang Barito dengan pejuang utamanya adalah pangaran Antasari, Ratu Zaleha dan Gt.Muhammad Seman. Tokoh pejuang dalam perlawanan masyarakat Barito yang lain adalah Panglima Wangkang, Tumengung Surapati dan Haji Matalib.

0 komentar:

Template by : Dirrga dirrga.blogspot.com